Home » , , , , , » Gagal Amputasi Karena Propolis

Gagal Amputasi Karena Propolis

Written By Panji Revolusi on Thursday, July 19, 2012 | 7:10 PM


Yatinah adalah seorang perempuan yang terpaksa hidup di atas kursi roda. Dia mengalami luka kaki yang parah karena diabetes. Penderitaan itu bermula pada pertengahan 2006, saat mengunjungi kerabat dekat dengan menaiki angkot. Dia adalah penderita diabetes, dan pada saat itu kadar gula darahnya mencapai 423 mg/l. Saat di dalam angkot, kakinya tak merasakan bahwa kap mesin angkutan kota itu lumayan panas. Akan tetapi, sesampai di rumah, dia telah mendapai  punggung kakinya telah melepuh.

Perempuan berusia 61 tahun itu hanya mengobati lukanya sekadarnya, sehingga tak terasa, lama kelamaan luka melepuh itu membengkak dan berisi cairan. Pembengkatak itu pun kian membesar, sehingga memaksa dirinya dibawa ke rumah sakit di Bekasi. Melihat luka tersebut, dokter pun menyayat dan mengeluarkan cairan, lalu menjahitnya. Tanpa dinyana, luka sayatan tersebut adalah awal penderitaan Yatinah.

Penyakit Diabetes (gula) yang diderita perempuan 9 anak itu membuat luka di kakinya tak kunjung menutup. Dalam hitungan 3 bulan, luka itu semakin lebar dan dalam. Meskipun setiap hari dicuci dan dikompres dengan air hangat, luka tersebut tak juga membaik. Alhasil, di bulan kelima, lukanya malah mulai bernanah dan menguarkan bau tak sedap. Puncaknya penderitaan Yatinah pun terjadi pada awal 2007, yaitu luka di punggung kakinya tembus hingga telapak kaki, dan menjadi ganren. Otomatis, dia pun tidak mampu berdiri, apalagi berjalan. Sejak saat itulah, mobilitasnya bergantung pada kursi roda.

Dengan penyakit yang tak kunjung membaik, Yatinah pun tetap ikhtiar. Dia sering ke klinik dan rumah sakit untuk memeriksakan lukanya. Hal itu dilakukan terus menerus, mesti pun harus mengeluarkan uang sekitar Rp250.000 - Rp500.000 setiap periksa. Padahal, hidupnya hanya mengandalkan warung makanan kecil di depan rumah.

Akan tetapi, ikhtiar Yatinah masih saja belum terjawab. Bahkan, ganren yang dideritanya terus menjalar hingga kulit di sekitarnya, lebam menghitam. Pada Maret 2007, lebam kehitaman itu pun menjalar mendekati pergelangan kaki.  Menurut dokter, jika sudah ganren itu sudah sampai pergelangan kaki, maka Yatinah harus merelakan kakinya untuk di amputasi. Mendengar hal itu, dia pun hanya bisa pasrah, sambil terus mengkonsumsi obat dari dokter.

Propolis Menjawab Ikhtiar Yatinah

Kepasrahan Yatinah setelah melakukan ikhtiar tiada henti ternyata dijawab oleh Allah swt. Pada April 2007, dia disarankan untuk mengkonsumsi propolis. Meskipun ragu dengan saran tersebut, dia tetap mencoba (berikhtiar) untuk kesekian kalinya. Maklum saja jika dia meragukan manfaat dan khasiat Propolis. Bayangkan saja, dokter di klinik dan rumah sakit dengan obat buatan pabrik terkenal saja tidak bisa menyembuhkan, apalagi suplemen yang menurutnya obat biasa.

Pada awalnya, Yatinah mengonsumsi Propolis dengan dosis rendah selama 3 (tiga) hari, setiap pagi, siang, dan malam sebelum tidur. Setelah itu, dia merasakan tidak ada reaksi penolakan dari tubuh dan bau tidak sedap lukanya berkurang. Bahkan, pada saat itu, ia juga merasakan lukanya berdenyut, pertanda saraf perasa kembali aktif. Konsumsi Propolis pun ditingkatkan setiap kali minum, tapi dengan frekuensi tetap. Alhamdulillah, 2 (dua) minggu setelah mengonsumsi Propolis secara teratur, nanah berhenti keluar. Bau tidak sedap pun tidak lagi tercium. Bahkan, luka di telapak kakinya mulai mengering, dan luka di punggung kakinya menyempit. Tak lupa, ternyata lebam kehitaman di sekitar luka pun memudar.

Saat konsumsi propolis, ternyata Yatinah masih mengonsumsi obat kimia. Akan tetapi, setelah obat dari dokter habis, dia tetap melanjutkan pengobatan hanya dengan propolis. Alhamdulillah, terhitung setelah sebulan mengonsumsi propolis, giliran luka di punggung kaki mongering, bersamaan menutupnya luka di telapak kaki. Bahkan, setelah dua bulan mengkonsumsi propolis, nenek dari 17 (tujuh belas) cucu itu bisa melepas kursi roda, dan kembali berjalan, meski pun agak tertatih. Tak sampai 3 (tiga) bulan mengkonsumsi propolis, semua luka mengerikan di kakinya itu lenyap total.

Ternyata, Yatinah tidak hanya mengkonsumsi propolis secara oral. Dia juga memanfaatkan salep yang mengandung propolis untuk obat luar. Namun, sebelum mengoleskan salep, dia mencuci lukanya dahulu dengan cairan infuse (NaCl) sekitar 2—3 kali. Pemilihan NaCl ini dilakukan untuk menyeterilkan luka. Dia juga membilas kakinya dengan cairan madu, sebelum mengoleskan salep yang mengandung propolis. Cairan madu itu digunakan sebagai pengganti alcohol. Selama ini, alcohol memang ampuh mengeringkan luka, tetapi justru membuat sakit yang tak tertahankan. Untuk itulah cairan madu dipilih.

Salah satu Manfaat Propolis adalah memperbaiki fungsi kelenjar pankreas dalam memproduksi insulin, sehingga menurunkan kadar glukosa darah.