Home » , , , » Lokasi Pemakaman, Jantung Koroner, dan Propolis

Lokasi Pemakaman, Jantung Koroner, dan Propolis

Written By Panji Revolusi on Thursday, July 19, 2012 | 7:10 PM


Tarsisius Sarbini, lelaki 61 tahun itu telah memulai kebiasaannya merokok sejak 1970. Bahkan, pada 1985 hingga 1995, kebiasaan tersebut semakin meningkat, yaitu seiap hari mampu menghabiskan 3 (tiga) bungkus rokok. Akibat kebiasaan tersebut, dia pun menderita penyakit pencabut nomor wahid, yaitu Penyakit Jantung Koroner, dan terpaksa dirawat di sebuah rumah sakit di Bandung. Karena kondisinya sangat memprihatinkan, dokter yang merawatnya menawarkan operasi by pass untuk mengatasi penyakitnya.

Mendengar tawaran dokter sebut, Tarsisius Sarbini dan istrinya, Sri Subekti, yang sama-sama berprofesi guru itu menolak. Bagi mereka biaya operasi Rp150 juta itu sangat mahal. tetapi keluarga menolak. Sarbini tak mau mengambil resiko dengan menjual rumahnya, sebab tak mau menyengsarakan anak dan istrinya. Apalagi, dokter tersebut mengatakah bahwa peluang kesembuhannya setelah operasi hanya 50%. Nah, pada saat kondisi pasrah tersebut, sebuah peti mati dan lokasi pemakaman untuknya pun dipersiapkan. Sungguh suasana yang memilukan.

Tanpa sebuah pilihan lain, istri Sarbini, Sri Subekti, harus membawa suaminya pulang ke rumah, di daerah Depok, Jawa Barat, pada 5 September 2005. Tak ayal, Sarbini yang kelahiran Banyumas, 14 Maret 1944 itu hanya terbaring di atas tempat tidur. Dalam kondisi tersebut, semua anggota keluarga merasakan kesedihan, sebab seperti menanti dentang lonceng kematian seorang kepala keluarga, Sarbini.

Jauh sebelum tawaran dokter untuk melakukan operasi by pass itu, Sarbini dan keluarganya telah berupaya keras mencari kesembuhan. Dia sempat mengkonsumsi berbagai macam obat herbal. Salah satu contoh, dia minum segelas rebusan daun Keluwih (Artocarpus Altilis) secara rutin, selama 3 (tiga) bulan. Akan tetapi, ikhtiar tersebut belum juga membawa perubahan. Selain itu, dia juga sangat disiplin menelan 9 (Sembilan) jenis obat resep dokter 3 (tiga) kali sehari. Akan tetapi, 7 (tujuh) sumbatan di dalam jantungnya belum juga teratasi secara baik.

Kepasrahan Sarbini Diganjar dengan Propolis

Menjalani kepasrahan di atas tempat tidur tanpa sebuah usaha tentu saja sangat menyedihkan Sarbini. Alhamdulillah, beberapa hari setelah tiba di rumah, seorang wali murid dari salah satu siswanya, bernama H. Anwar, menawarkan sebuah obat herbal bernama Propolis. Tanpa berpikir panjang, dia pun patuh, dan mengkonsumsi Propolis 3 (tiga) kali sehari. Dia pun masih tetap mengonsumsi tiga jenis obat dari dokter, 1 jam setelah minum Propolis.

Setelah sepekan berselang, Sarbini, pria yang saat itu telah berusia 65 tahun itu merasakan manfaat propolis. Bayangkan saja, dalam waktu sekejap, dia telah mampu berjalan sejauh 5 meter, bahkan mengangkat gayung sendiri untuk mandi. Itu adalah kemajuan yang luar biasa, seperti semacam mukjizat. Sebelumnya, jangankan berjalan, bangkit dari tidur pun ia tak mampu. Bahkan menurutnya, dada yang semula sakit, seperti ditusuk-tusuk pisau, intensitasnya kian berkurang. Keruan saja, istri dan keluarganya senang bukan kepalang. Sebulan kemudian, dia merasa sangat bugar. Bahkan, pada 16 Desember 2009, Sarbini sudah tampak gagah kembali.

Setelah pulih dari penyakit yang mematikan tersebut, Sarbini pun kembali beraktivitas secara normal, jalan sehat ketika pagi dan mengajar pada siang hingga sore hari. Singkat kata, keluhan-keluhan yang dulu ia rasakan, hilang sama sekali. Kesembuhannya memang belum ia buktikan melalui pemeriksaan medis. Setelah kondisinya membaik, 4 tahun setelah mengonsumsi Propolis, Sarbini masih belum memeriksakan jantungnya, lantaran biaya relatif mahal, mencapai Rp25 juta.

Dari analisis seorang dokter di Jakarta, dr Robert Hatibi, kesembuhan Sarbini dari penyumbatan pembuluh darah jantung itu dikarenakan oleh kemampuan Propolis dalam mengikat radikal bebas, sehingga sumbatan terkikis. Menurut dokter, sumbatan tersebut akibat banyaknya nikotin dalam rokok yang menebalkan dinding pembuluh darah di jantungnya. Selain mengikis, menurut dr. Hatibi, Propolis juga menjaga, kemudian mempertahankan elastisitas dan daya Kapilaritas Aorta serta Vena jantung.

Diedit ulang dari Trubus Onlien