Penyakit Bronkitis telah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia. Bronkitis termasuk penyakit yang bersifat ringan, dan biasanya akan sembuh secara total. Akan tetapi, jika Bronkitis diderita dalam waktu lama atau menahun, semisal penyakit jantung atau paru-paru, menjadi penyakit yang perlu penanganan secara serius. Tak jarang, orang yang berusia lanjut pun mengalami penyakit peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-paru) ini. Menurut penelitian, Bronkitis merupakan peradangan yang disebabkan oleh basil atau virus dan berbagai zat polutan, seperti zat kimia dari rokok atau asap rokok, serta unsur polusi lainnya. Proses peradangan ini terjadi di batang tenggorokkan, dan selalu mengakibatkan keluarnya lendir (dahak). Proses keluarnya lendir selalu menimbulkan reaksi batuk-batuk. Ini adalah mekanisme wajib untuk membersihkan lendir.
Proses peradangan yang berlangsung lama secara terus-menerus dalam waktu 2 (dua) tahun dan ditandai dengan batuk-batuk, serta disertai dahak (lendir) yang berlebihan disebut dengan bronkitis kronis. Kondisi semacam ini tentu sangat mengganggu, bahkan terkadang diikuti oleh rasa sakit lain, seperti munculnya nyeri dan panas di bagian dada, kesulitan bernapas atau sesak, suhu tubuh meningkat akibat peradangan, serta disertai batuk yang mirip gejala asma (yang terakhir ini hanya muncul kadang-kadang oleh penderita tertentu.
Bronkitis kronis sering juga disebut dengan penyumbatan paru-paru menahun. Dia memiliki sifat yang semakin lama semakin makin bertambah hebat keluhannya. Menurut beberapa kalangan, penyakit ini dipengaruhi oleh faktor keturunan. Akan tetapi, ada pula yang menyebutkan bahwa kebiasaan mengisap rokok juga dapat mendukung timbulnya bronkitis kronis. Saat menderita Bronkitis kronis, seseorang sering mengalami alergi dingin dan debu, sehingga sering bersin.
Secara ilmiah, Bronkitis kronis disebut juga Bronkitis infeksiosa, penyakit yang muncul karena serangan virus, bakteri, dan organisme yang menyerupai bakteri (Mycoplasma Pneumoniae dan Chlamydia). Orang yang terserang Bronkitis infeksiosa biasanya dimulai dari pilek (hidung meler), lelah, menggigil, sakit punggung, sakit otot, demam ringan, dan nyeri tenggorokan. Setelah terjadi batuk, inilah tanda dimulainya Bronkitis. Batuk di awal tidak berdahak, tetapi setelah 1-2 hari akan keluark dahak berwarna putih atau kuning. Selanjutnya, dahak akan bertambah banyak, berwarna kuning atau hijau.
Pada penderita Bronkitis kronis yang sedang kambuh, setelah sebagian besar gejala membaik, kadang terjadi demam tinggi selama 3-5 hari. Akan tetapi, batuk terus terjadi selama beberapa minggu. Bahkan, beberapa penderita harus mengalami sesak napas, jika saluran pernafasan tersumbat. Sesak nafas (mengi) ini sering ditemukan pada bunyi, terutama setelah batuk. Saat inilah dikhawatirkan terjadi Pneumonia.
Manfaat Propolis untuk Mengobati Bronkitis
Pengobatan Bronkitis menggunakan propolis atau “cacahan sisiran lilin lebah” (yang mengandung propolis) sudah dikenal sejak lama. Pengobatan tersebut dilakukan secara tradisional, dan kemudian berkembang hingga kini setelah munculnya Propolis. Dari data sejarah, kita menemukan beberapa catatan tentang pengobatan Bronkitis memanfaatkan Propolis.
Pada 1975, dokter-dokter dari Rusia melaporkan hasil penelitiannya tentang penyakit Pheuminia yang terdapat pada 76 anak. Penelitian merupakan usaha untuk mengetahui efektivitas penggunaan antibiotik yang umum dipakai dokter dibandingkan antibiotik alami dari Propolis. Dari hasil penelitian tersebut dibuktikan bahwa penggunaan antibiotik alami dari Propolis sangat memuaskan, dibandingkan dengan penggunaan antibiotik kimia untuk mengatasi penyakit Pheumonia pada anak-anak.
Pada 1980, Dr. Schelle dari Silesian Medical School mencoba merawat 260 pekerja di pabrik baja yang menderita bronkitis. Pasien dirawat selama 24 hari dengan menggunakan pengobatan extrak Propolis cair. Hasilnya, penggunaan Propolis sangat efektif untuk mengobati Bronkitis.
Pada 1989, Peneliti Rusia mencoba merawat 104 pasien yang menderita Bronkitis Kronis dengan metode konvensional terhadap 56 pasien, sedangkan 48 pasien liannya diberikan obat hisap Propolis dan madu. Pasien yang mendapatkan propolis dan madu bisa keluar rumah sakit dalam waktu 3-4 hari lebih cepat dari pasien yang dirawat secara konvensional. Tingkat pasien yang kembali sakit untuk yang dirawat secara konvensional 2 kali lebih tinggi daripada yang dirawat memakai madu dan Propolis.
Menurut berbagai pengalaman, ternyata mengkombinasikan madu dan Propolis untuk penyembuhan Bronkitis terbukti cukup efektif. Sebab, madu mempunyai zat anti bakterial yang mendukung kerja Propolis. Selain itu, perpadunan madu dengan Propolis terasa lebih nikmat.
Untuk mengetahui Dosis pemakaian Propolis bagi penderita Bronkitis, silakan download DI SINI.