Cokelat Baik untuk Jantung

Written By Panji Revolusi on Thursday, August 30, 2012 | 9:07 PM

Selama ini, orang disarankan untuk menghindari cokelat. Sebab cokelat bisa membuat badan cepat melar dan berisiko terkena penyakit jantung. Namun penelitian terakhir yang dipublikasikan di European Heart Journal edisi bulan ini memperlihat, makan cokelat justru menyehatkan jantung, asalkan sedikit.

Selama ini, orang disarankan untuk menghindari cokelat. Sebab cokelat bisa membuat badan cepat melar dan berisiko terkena penyakit jantung. Namun penelitian terakhir yang dipublikasikan di European Heart Journal edisi bulan ini memperlihat, makan cokelat justru menyehatkan jantung, asalkan sedikit.

Studi terhadap 19.000 orang dikerjakan tim peneliti pimpinan Dokter Brian Buijsse dari German Institute of Human Nutrition, Nuthetal, Jerman. Mereka dibagi dalam dua kelompok. Pertama, yang hanya menyantap cokelat sebanyak 6 gram atau ekuivalen dengan satu potong cokelat ukuran kecil sehari. Kelompok lainnya makan lebih dari jumlah tersebut.

Hasilnya, kelompok yang mengonsumsi hanya satu potong cokelat sehari terhindar dari risiko serangan jantung hingga separuhnya. Sedangkan risiko pada kelompok yang makan lebih dari satu bisa dikurangi hingga 39%. Meski lebih rendah daripada yang mengunyah sebuah cokelat, angkanya cukup signifikan.

"Efek cokelat tampak karena dapat memperlancar tekanan darah, yang pada gilirannya menurunkan risiko terkena stroke dan serangan jantung," ujar Buijsse. Ia menyatakan, manfaat cokelat terletak pada flavanol yang baik untuk tekanan darah dan kesehatan jantung.

Merokok Bisa Kena MS

Satu lagi bahaya merokok. Claire Simon, peneliti dari Universitas Harvard, Amerika Serikat, menyatakan bahwa merokok bisa meningkatkan risiko penyakit sklerosis kompleks (MS). MS adalah penyakit saraf yang ditandai lumpuhnya beberapa organ gerak.

Sebagaimana ditulis dalam situs reuters.com, Rabu pekan lalu, ia menemukan sejumlah perokok memiliki suatu protein yang berkadar tinggi, yang berperan melawan virus Epstein-Barr, salah satu jenis virus herpes. Virus ini dikenal sebagai penyebab MS. Risikonya jauh lebih besar ketimbang orang yang tidak merokok.

Penemuan Simon itu didasarkan pada analisis terhadap data 442 orang yang terkena MS dan 865 orang tanpa MS, yang berpartisipasi dalam Nurses Health Study, Tasmanian MS Study, dan Swedish MS Study. Hasilnya, banyak MS perokok dan di dalam darahnya terkandung protein yang bereaksi terhadap virus Epstein-Barr.

MS tak boleh dianggap remeh. Sebab penderita MS di dunia telah menembus angka 1 juta orang. Sebagian dari mereka lumpuh, kehilangan penglihatan, tremor, dan lain-lain.

Manfaat Jalan Cepat

Jalan cepat ternyata memiliki banyak manfaat. Selain bisa mencapai tujuan lebih cepat, ia juga menyehatkan. Jalan cepat dapat mengurangi risiko terkena stroke. Tetapi ini hanya berlaku bagi wanita.

Riset terbaru yang dimuat dalam jurnal Stroke milik American Heart Association, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa wanita yang berjalan cepat selama dua jam seminggu memiliki risiko terserang stroke 37% lebih rendah ketimbang yang tidak melakukannya.

Penelitian itu didasarkan pada hasil pengumpulan data 39.000 wanita pekerja sehat dan berumur 45 tahun ke atas. Mereka ditanyai tentang aktivitas sehari-hari yang kerap dilakukan selama 12 tahun, seperti berjalan kaki, berenang, berlari, dan bersepeda.

Lalu dipantau siapa saja dari mereka yang terkena stroke selama rentang waktu tersebut. Selain stroke, juga diperhatikan faktor risiko lain, seperti diabetes tipe 2 dan obesitas. Hasilnya, 579 wanita terkena penyakit gangguan pembuluh darah di otak. Mereka yang terkena umumnya tidak menjalani aktivitas jalan cepat.

"Studi ini bisa membantu masyarakat melihat kegunaan jalan cepat untuk menstabilkan tekanan darah," kata Dokter Tracy Steben, Direktur Saint Luke's Muriel, Women's Heart Center, Kansas, Amerika Serikat.