Mengonsumsi makanan berkadar gula tinggi bisa mengundang risiko terkena penyakit jantung. Itu menurut penelitian terbaru yang digarap Dokter Miriam Vos dari Emory School of Medicine, Amerika Serikat. ''Tidak hanya mengonsumsi makanan berlemak tinggi yang dapat berdampak pada kadar kolesterol dan trigliserida, makanan berkadar gula tinggi juga meningkatkan risiko tersebut,'' kata Dokter Miriam Vos.
Mengonsumsi makanan berkadar gula tinggi bisa mengundang risiko terkena penyakit jantung. Itu menurut penelitian terbaru yang digarap Dokter Miriam Vos dari Emory School of Medicine, Amerika Serikat. ''Tidak hanya mengonsumsi makanan berlemak tinggi yang dapat berdampak pada kadar kolesterol dan trigliserida, makanan berkadar gula tinggi juga meningkatkan risiko tersebut,'' kata Dokter Miriam Vos.
Kesimpulan itu didapat setelah Dokter Miriam dan koleganya meneliti 6.000 orang dewasa perihal kebiasaan mengonsumsi makanan berkadar gula tinggi dan berkolesterol tinggi. Kelompok berkalori tinggi ini mengonsumsi gula 46 sendok teh sehari. Sedangkan kelompok yang berkalori rendah mengonsumsi gula tiga sendok saja.
''Terlalu banyak gula tak hanya bisa menimbulkan kegemukan dan diabetes, melainkan juga tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan stroke,'' ujar Dokter Miriam, seperti dikutip situs reuters.com, Rabu pekan lalu. Karena itu, ia minta Asosiasi Penyakit Jantung Amerika Serikat (AHA) membatasi jumlah asupan gula.
Untuk wanita, asupan kalori tidak lebih dari 100 kalori per hari dari gula atau setara dengan enam sendok teh. Sedangkan untuk pria, maksimal 150 kalori atau sembilan sendok teh. Selama ini, pembatasan kalori hanya berlaku untuk makanan yang berlemak.
Manfaat Minyak Ikan Dipertanyakan
Alan Dangour, peneliti pada London School of Hygiene & Tropical Medicine, Inggris, mempertanyakan manfaat omega-3. Menurut dia, omega-3 tidak efektif untuk menambah daya ingat khusus untuk orang tua. Hal itu didasarkan pada studinya yang melibatkan 867 relawan berumur 70-80 tahun, yang menjalani terapi di sejumlah klinik dokter umum di Inggris.
Para relawan itu dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama mengonsumsi suplemen yang mengandung minyak ikan yang berisi omega-3, sedangkan sisanya menenggak suplemen plasebo. Penelitian yang berlangsung selama dua tahun itu memperhatikan fungsi kognitif kedua kelompok, termasuk daya ingat dan konsentrasi.
Hasilnya, di antara dua kelompok itu tidak terdapat perbedaan dalam hal fungsi kognitifnya. ''Kalaupun studinya dilakukan lebih panjang lagi, tak akan ada bukti bahwa omega-3 bisa meningkatkan fungsi kognitif mereka,'' kata Alan Dangour, seperti dikutip situs sciencedaily.com, Rabu pekan lalu.
Manfaat ASI Sebagai Obat Jerawat
Air susu ibu (ASI) ternyata tak hanya bermanfaat buat bayi, melainkan juga berguna untuk orang dewasa, terutama mereka yang berjerawat. Dissaya Pompattananangkul, periset pada Universitas California, Amerika Serikat, menyatakan bahwa ASI mengandung asam laurik yang bisa dimanfaatkan untuk mengobati jerawat.
Berdasarkan uji coba di laboratorium yang dilakukan Dissaya, ASI untuk pengobatan jerawat tidak menimbulkan efek samping seperti ditemukan pada sejumlah obat jerawat. Misalnya, kulit tidak memerah dan tak terasa panas. ''Asam laurik dapat mencegah timbulnya efek samping itu,'' ujar Dissaya, seperti dikutip situs dailynews.com, Selasa pekan lalu.
Dissaya yakin, ASI akan menjadi obat jerawat yang bagus. Ia mengabarkan pula bahwa asam laurik tak hanya bisa didapat dari ASI, melainkan juga bisa ditemukan pada minyak kelapa. Jadi, tak perlu minta para ibu menyisihkan ASI untuk obat jerawat?
Home »
Asam laurik
,
asupan kalori
,
berkalori tinggi
,
berkolesterol tinggi
,
makanan berkadar gula tinggi
,
Minyak Ikan
,
penyakit jantung
» Bahaya Makanan Bergula Tinggi