Home » , , , , » Kerang Atasi Disfungsi Ereksi

Kerang Atasi Disfungsi Ereksi

Written By Panji Revolusi on Sunday, November 11, 2012 | 7:29 PM

Bila dikonsumsi secara rutin, terutama oleh pria, kerang bisa meningkatkan kemampuan seksual karena mengandung senyawa L-ariginin. Protein asam amino berantai 25 ini mampu meningkatkan kandungan nitric oxyde (NO). Zat inilah yang akan mempermudah terjadinya ereksi.

KERANG biasanya jadi santapan pembuka di sejumlah restoran makanan laut. Bila dikonsumsi secara rutin, terutama oleh pria, ia bisa meningkatkan kemampuan seksual karena mengandung senyawa L-ariginin. Protein asam amino berantai 25 ini ternyata mampu meningkatkan kandungan nitric oxyde (NO). "Zat inilah yang akan mempermudah terjadinya ereksi," kata Hudi Winarso, dokter spesialis andrologi pada Rumah Sakit Soetomo, Surabaya, dua pekan lalu.

NO yang terbentuk oleh senyawa tadi akan membuka pembuluh darah penis. Sehingga terjadi relaksasi dan ereksi pada penis. Pada kasus disfungsi ereksi, kadar NO berkurang sehingga aliran darah ke penis terhambat. Tidak hanya itu, kerang juga mengandung unsur antioksidan seng yang sangat dibutuhkan tubuh sebagai antipenuaan dan meningkatkan stamina. "Dosisnya15 miligram per individu," tutur Hudi. Seng juga merupakan zat yang memicu terbentuknya hormon testosteron pada laki-laki. Tetapi jangan berlebihan mengonsumsinya. Sebab seng dan L-arginin bisa merusak ginjal.

Stres Picu Kekebalan

STRES tak selamanya buruk bagi kesehatan. Peneliti Ohio State University menemukan bahwa stres pun bermanfaat bagi tubuh. Ia merangsang sistem kekebalan tubuh sehingga tak mudah diserbu penyakit. Cuma, peneliti tersebut baru mengujinya pada tikus. "Stres bisa membangkitkan sistem kekebalan melawan virus," kata Profesor John Sheridan, biolog pada universitas yang terletak di Columbus, Amerika Serikat, itu.

Dalam studi yang dikutip situs abcnews.go.com, Selasa pekan silam, ia mengujinya pada tikus-tikus. Tikus itu dibagi jadi dua kelompok. Kelompok pertama dikubur di suatu tempat berjam-jam selama enam hari. Pada hari keenam, peneliti menyuntikkan virus influenza. Virus flu itu adalah virus yang menyerang manusia. Kelompok lain lagi tidak dikurung dan diberi virus flu serupa. Ternyata tikus yang dikurung berhari-hari itu steril dari penyakit flu, sedangkan yang tak dikurung kena.

Menurut peneliti, stres meningkatkan sel limfosit T, yang berfungsi menjaga imunitas tubuh. Namun John Sheridan memperingatkan jangan sampai stres menjadi kronis. Sebab bisa menyebabkan penyakit jantung.

Teh untuk Diabetes dan Katarak

TEH makin banyak saja manfaatnya. Ia tak cuma mencegah kanker atau menjaga jantung tetap sehat. Tapi kini teh juga berguna mengatasi diabetes dan katarak. Dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry, akhir bulan silam, peneliti Universitas Scranton Pennsylvania, Amerika Serikat, membuktikannya pada mencit.

Periset terlebih dahulu merusak pankreasnya agar binatang pengerat itu terkena diabetes. Lalu kelompok tikus pertama diberi makanan berupa teh hijau dan teh hitam. Dosisnya ekuivalen dengan lima cangkir teh per hari. Kelompok lainnya tak dicekoki teh.

Kesehatan tikus tadi dipantau selama tiga bulan. Selama itu pula dimonitor darah dan lensa matanya. Ternyata kedua teh itu menghambat terbentuknya katarak pada lensa mata. Lalu, dalam pemeriksaan darah, kadar gula darah kelompok yang diberi teh mengalami penurunan. "Kombinasi dua teh itu ternyata berperan sangat penting," ujar Joe Vinson, ahli kimia Universitas Scranton.

Merica Cegah Kanker

INGIN terhindar dari kanker pankreas dan kanker ovarium? Anda dianjurkan kerap mengonsumsi makanan dengan bumbu merica. "Kami menemukan, merica bisa menghambat proses kanker," kata Sanjay Srivastava, ketua tim peneliti. Ia mengatakan dalam pertemuan American Association for Cancer Research di Anaheim, California, Amerika Serikat, Selasa pekan lalu.

Sanjay dan koleganya menguji capsaicin, senyawa yang membuat merica terasa panas. Ia menaruhnya di dalam preparat yang sudah berisi sel-sel kanker pankreas. Rupanya, setelah dipantau, sel-sel kanker itu merusak diri sendiri (apoptosis). Aksi apoptosis ini jarang terjadi pada sel-sel pankreas yang normal. "Capsaicin ternyata bisa dianggap agen antikanker yang potensial dan tak menimbulkan kerusakan berarti pada sel-sel normal," kata Sanjay.