Home » , , , » Pendekatan Komunikatif dalam Pengajaran Bahasa

Pendekatan Komunikatif dalam Pengajaran Bahasa

Written By Panji Revolusi on Friday, October 18, 2013 | 10:01 PM

Pendekatan komunikatif dalam pengajaran bahasa, khususnya bahasa asing, timbul karena pendekatan sintetik gramatika dianggap kurang berhasil dalam mengembangkan keterampilan siswa menguasai bahasa yang dipelajari dalam berkomunikasi. Pengajaran bahasa harus ditekankan bukan pada pengajaran aturan-aturan bahasa (language usage), tetapi harus pada penggunaan bahasa (language use) dengan tujuan siswa dapat menggunakan bahasa sesuai dengan fungsinya sebagai medium komunikasi. Dengan berbagai asumsi inilah dalam pengajaran bahasa dalam pengajarannya banyak menggunakan dan menerapkan pendekatan komunikatif.
Pendekatan komunikatif merupakan pendekatan yang dilandasi oleh pemikiran bahwa kemampuan menggunakan bahasa dalam komunikasi merupakan tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran bahasa. Tampak, bahwa bahasa tidak dipandang sebagai seperangkat kaidah, tetapi lebih luas lagi yakni sebagai sarana untuk berkomunikasi. Ini berarti, bahasa ditempatkan sesuai dengan fungsinya, yakni fungsi komunikatif. Pendekatan ini membuka diri bagi pandangan yang lebih luas tentang bahasa dan pembelajaran bahasa.
Pengajar memusatkan perhatiannya pada fungsi bahasa sebagai komunikasi interaktif antara individu-individu yang masing-masing mempunyai sebuah identitas sosial budaya. Kegiatan berkomunikasi atau berbicara bukanlah merupakan kegiatan yang asing bagi pembelajar bahasa asing, namun untuk berkomunikasi dengan bahasa asing yang tepat amat sulit dilakukan oleh pembelajar. Untuk mengatasi masalah ini maka dibutuhkan orientasi pengajaran yang mampu mengatasi keterampilan berbahasa, salah satunya adalah pendekatan komunikatif.
Dalam kegiatan belajara mengajar, versi penerapan pendekatan komunikatif siswa diberikan latihan, antara lain: (1) memberi informasi secara terbatas seperti mengidentifikasi gambar, menemukan atau mencari pasangan yang cocok, dan menemukan informasi yang ditiadakan; (2) memberikan informasi tanpa dibatasi bebas (tak bebas) seperti mengkomunikasikan contoh dan gambar, menemukan perbedaan, dan menyusun kembali bagian-bagian cerita; (3) mengumpulkan informasi untuk memecahkan masalah; dan (4) menyusun informasi seperti kelas sebagai konteks sosial yaitu anak diajak diskusi atau diadakan simulasi dan bermain peran. Permainan peran ini tidak selalu dalam bentuk akting, tetapi dapat juga dalam bentuk debat (St. Y. Slamet, 2007: 53-54; Darmiyati Zuchdi & Budiasih, 2001: 37-41).
Pengajaran bahasa dengan pendekatan komunikatif berasumsikan bahwa bahasa diajarkan bukan pencapaian tentang pengetahuan tentang bahasa (tata bahasa, kosa kata), melainkan kemampuan siswa dalam menggunakan bahasa dalam fungsinya sebagai alat komunikasi. Pengajaran bahasa dengan pendekatan komunikatif lazim pula disebut sebagai pengajaran bahasa dengan pendekatan pragmatik (Sabarti Akhadiah, 1992: 143; Bambang Kuswanti Purwo, 1990: 30). Jadi, pendekatan komunikatif menuntut bahan pengajaran bahasa yang fungsional, bermakna, dan relevan dengan komunikasi. Siswa dilatih melakukan kegiatan berbahasa menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Tujuan akhir pengajaran bahasa yang menggunakan pendekatan komunikatif ialah agar siswa terampil menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Setiap guru hendaknya memahami karakteristik pendekatan komunikatif atau pendekatan pragmatik, sebagai berikut: (1) siswa sentris; pengajaran didasarkan pada minat, kebutuhan, dan lingkungan siswa, (2) penekanan pengajaran; pengajaran ditekankan pada bahasa lisan tanpa mengabaikan bahasa tulis, kegiatan berbahasa menyimak, dan berbicara sangat diperhatikan tanpa melupakan kegiatan berbahasa membaca dan menulis.