Home » , , , » Sejarah Ringkas Toksoplasma

Sejarah Ringkas Toksoplasma

Written By Panji Revolusi on Friday, October 18, 2013 | 10:06 PM

Berdasarkan asal katanya, Toxoplasma, toxon memiliki arti cekung, sedangkan plasma berarti bentuk. Selanjutnya, istilah ini digunakan untuk menjelaskan bentuk Toksoplasma yang menyerupai bulan sabit atau pisang. Toksoplasmosis merupakan suatu penyakit yang bersifat anthropozoonosis  dari suatu penyakit parasiter yang disebabkan oleh protozoa parasit yaitu Toxoplasma gondii. Parasit ini dapat menyerang berbagai hewan berdarah panas, ternak, hewan kesayangan dan manusia. Penularan penyakit ini dapat terjadi secara kongenital, menelan makanan dan minuman yang mengandung sista atau terkontaminasi oosista sebagai bentuk lain dari stadiumnya (Soulsby, 1982). Parasit yang menyerupai Leishmania ini mula-mula ditemukan oleh Nicolle dan Mancaeux pada tahun 1908 dari limfa dan hati sejenis binatang mengerat di Afrika Utara yang disebut gundi, sehingga untuk nama spesies digunakan gondii (Ctenodactylus gondi). 

Dua tahun setelah itu, Splendore (1910) menemukan adanya organisme yang berbentuk mirip dengan penemuan Nicolle dan Manceaux pada kelinci di Sao Paulo (Brasilia) dan kemudian diberi nama Toxoplasma caniculi. Seorang ahli mata di Paraguay yang bernama Janku pada tahun 1923 kemudian menemukan kasus toksoplasmosis pada manusia. Beliau menemukan sista parasit dalam retina pasien berumur 11 bulan yang menderita hidrosefalus kongenital dan mikroptalmus. Organisme tersebut oleh Levaditi pada tahun 1928 dikenali sebagai Toxoplasma pada manusia yang kemudian timbul dugaan awal bahwa ada hubungan antara hidrosefalus kongenital dan toksoplasmosis. Selanjutnya pada tahun 1939, Wolf et al. berhasil mengisolasi parasit ini dan memastikannya sebagai penyakit kongenital pada neonatus. Kasus Toksoplasmosis yang fatal pada orang dewasa dikemukakan oleh Pinkerton dan Weinmann pada tahun 1940. 

Parasit ini merupakan koksidia intraseluler obligat yang sudah tersebar di seluruh dunia dan mendapat perhatian yang sangat serius karena menyangkut kesehatan hewan dan manusia. Akibat yang ditimbulkan dari infeksi parasit ini cukup tinggi terutama di negara-negara berkembang di daerah tropis. Toxoplasma gondii mempunyai hospes tetap yaitu kucing piara dan jenis hewan yang sebangsa dengan kucing. Manusia dan hewan dapat terinfeksi secara kongenital dengan cara menelan daging yang mengandung sista yang tidak dimasak atau tertelannya oosista yang telah bersporulasi. Parasit tersebut ditemukan pada banyak hewan, sehingga memiliki sinonim diantaranya : Toxoplasma caniculi, T. caviae, T. canis, T. musculi, T. ratti, T. laidlawi, T. sciuri, dan T. pyrogenes (Levine, 1990).
   
Genus dari Toxoplasma dan Sarcocystis pada mulanya dimasukkan dalam satu familia yang disebut Sarcocystidae. Akan tetapi kemudian dipisahkan menjadi dua familia Toxoplasmatidae sedangkan genus Sarcocystis dimasukkan dalam familia Sarcocystidae. Ilmuwan yang lain, yaitu Frenkel (Soulsby, 1982) mengelompokkan koksidia isosporoid pembentuk sista ke dalam satu familia yang terdiri atas dua subfamilia yaitu Sarcocystinae dan Toxoplasmatinae. Dasar dari pengelompokan tersebut adalah didasarkan pada beberapa stadium yang ada, yaitu : a. meron (merozoit), yang merupakan hasil dari skizogoni, b. takizoit yang merupakan stadium prasista dan dapat berkembang biak dengan cepat, c. metrosista yang merupakan stadium sista non infeksius dan d. bradizoit yang merupakan stadium intrasista yang infeksius. Sedangkan peneliti yang lain (Urguhart et al., 1987) mengelompokkannya dalam tiga bentuk atau tingkatan yang dapat menyerang sebagian besar hewan berdarah panas termasuk manusia dan unggas. Ketiga bentuk infektif tersebut adalah takizoit atau trofozoit dalam sista semu atau cairan tubuh, bradizoit atau sistozoit dalam sista jaringan dan sporozoit dalam oosista. 

Para ahli kemudian mengusulkan agar istilah takizoit dipakai untuk menjelaskan bentuk-bentuk yang berbiak secara cepat (trofozoit) pada infeksi akut, sedangkan bradizoit untuk bentuk-bentuk yang berbiak lambat yang terlihat pada infeksi kronis (Soulsby, 1982). Perkembang biakan stadium-stadium tersebut dapat secara skizogoni (merogoni), endodiogeni, atau secara pembelahan ganda. Genera yang termasuk dalam koksidia isosporoid pembentuk sista dapat pula diklasifikasikan menurut Frenkel (Soulsby, 1982), yaitu didasarkan pada :
  1. Jalannya penularan, yaitu homoksenosa yang berarti memerlukan 1 hospes, dan heteroksenosa yang memerlukan 2 hospes.
  2. Ada tidaknya daur propagatif di dalam usus hospes definitif
  3. Adanya peralihan daur propagatif menjadi sista yang mengandung metrosista dan bradizoit (gamon) di dalam hospes perantara
  4. Ada tidaknya daur propagatif aseksual di dalam usus hospes definitif.